Departeman Apostolat GKPI

Salam dari Departemen Apostolat GKPI

SALAM DARI DEPARTEMEN APOSTOLAT GKPI

Dengan penuh sukacita kami mengucapkan SELAMAT memasuki bulan Desember 2021 bagi kita sekalian. Dalam bulan ini kita masih tetap bergumul dengan penyebaran Virus Corona yang sudah melanda dunia. Tetapi kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan senantiasa melindungi kita umat yang dikasihiNya. Bahkan saat kita melihat sudah ada kemajuan yang bagik dalam penanggulangan Covid-19 ini. Selanjutnya sebagai umat percaya mari kita terus berdoa agar virus yang mematikan itu segera berakhir di dunia ini. Sehubungan dengan konteks itu tema bulanan GKPI pada Desember 2021 ini sebagaimana dalam Almanak GKPI, adalah: “IMANUEL ALLAH MENYERTAI KITA yang didasarkan pada Matius 1::23“"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita" Dengan tema tersebut kita warga GKPI Tuhan jaga dan lindungi di dalam perayaan Natal tahun ini dari segala gangguan dan ancaman. Perayaan Natal tahun ini juga kiranya semakin menguatkan warga jemaat GKPI akan karya keselamatan yang Tuhan karuniakan sekaligus menjadi jemaat yang berdiakoni, serta tetap bersukacita dan berkeyakinan penuh di dalam memasuki tahun 2022. Tuhan Yesus memberkati.

(Departemen Apostolat GKPI)



Tentang Departemen Apostolat GKPI silahkan klik di sini...

Artikel Rohani-4

OKULTISME SEBAGAI TANTANGAN GEREJA
Pdt. Humala Lumbantobing, MTh

Akhir-akhir ini kita masih dikejutkan dengan isu-isu Begu Ganjang (har., hantu yang panjang) yang terjadi di beberapa daerah. Isu-isu tersebut nampaknya membuat masyarakat cemas dan takut sebab isu tersebut sering berekpansi ke berbagai daerah  dan nampaknya hal tersebut sulit dibendung. Sebenarnya isu tersebut sudah ada sejak lama di Tanah Batak atau Sumut khususnya. Sebelum masuknya kekristenan ke tanah Batak begu (hantu) yang satu ini sudah dikenal. Masuknya kekristenan yang ditandai oleh berdirinya banyak gereja ternyata tidak serta merta meniadakan orang-orang yang masih percaya dan menggunakan jasa kuasa gelap lewat dukun-dukun termasuk memanfaatkan jasa begu ganjang untuk perlindungan, untuk mencari kekayaan atau membalas dendam.
Isu Begu Ganjang ini adalah salah satu aspek dalam Okultisme yang berkaitan dengan kepercayaan kepada roh-roh jahat (Iblis), perdukunan dan kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang. Begu Ganjang adalah salah satu manifestasi kehadiran pekerjaan Iblis di tanah Batak. Menifestasi yang lain adalah menyamar sebagai orang-orang yang telah meninggal yang dapat memberikan perlindungan atau berkat kepada orang yang masih hidup. Sebenarnya istilah “Begu Ganjang” ini disebut dalam Bibel (Alkitab) Bahasa Simalungun dalam 5 Musa 18:11 yaitu dengan ungkapan “barang siparbegu ganjang”. Jadi siparbegu ganjang adalah pemelihara atau pemilik begu ganjang.” Dalam konteks Batak Simalungun sebelum kekristenan hingga saat ini “Begu Ganjang” adalah salah satu jenis begu yang jahat yang sangat ditakuti.
Dalam tulisan ini kita tidak membahas lebih dalam apa itu Begu Ganjang tetapi akan membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan Okultisme sebab aspek begu ganjang hanyalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari Okultisme. Okultisme sebenarnya berasal dari kata Latin “occultus”, artinya: tersembunyi, rahasia, sial, celaka, gaib, gelap, misterius. Jadi okultisme berarti penglibatan diri dengan kuasa kegelapan dan gaib agar mengalami hal-hal yang rahasia, aneh, dan misterius.
Menurut Dr. Kurt Koch dalam bukunya “Demonology: Past and Present” (1976), okultisme dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu:

1.       Takhayul
Takhayul ialah penyerahan diri karena rasa takut dan kuatir kepada segala sesuatu yang berasal dari dunia kebohongan, tipu muslihat dan kesesatan yang misterius. Takhayul merupakan kepercayaan yang sia-sia kepada hal-hal yang berasal dari “kata orang” atau “reka-rekaan manusia”.Contoh hal-hal yang bersifat takhyul: Orang Eropa dengan angka 13, di mana mereka tidak mau memilih angka 13, juga  orang Jepang tidak suka dengan angka 4 sebab itu angka sial.  Orang Indonesia kalau menabrak kucing tiba-tiba, tidak boleh ditinggal begitu saja, harus dikubur baik-baik. Berbahaya jika tidak dilakukan demikian. Ibu yang hamil dilarang berjalan pada waktu magrib bisa nanti persalinannya tidak lancar.  Orang Batak dilarang makan asam pada malam hari, nanti pamannya akan mati.  Masih banyak contoh-contoh takhyul dalam lingkungan kita yang sangat mempengaruhi kehidupan. Takhayul memang sering memenuhi peristiwa-peristiwa penting dalam hidup manusia, misalnya adanya larangan-larangan tertentu waktu terjadi kelahiran, keadaan sakit, perkawinan, kematian, penguburan. Dengan larangan yang tak beralasan itu sebenarnya manusia telah dijerat oleh Iblis, bapa kebohongan itu.

Bagaimana sikap orang Kristen terhadap macam-macam takhyul itu?

  1. Menyelidiki gejala-gejala takhyul itu dengan pikiran sehat dan kritis sebab banyak hal-hal yang berkaitan dengan takhyul di luar  akal sehat. 
  2. Kita harus menyadari bahwa di balik gejala-gejala yang terjadi dalam takhyul itu adalah si Iblis, bapa kebohongan, pendusta,  yang sering menakut-nakuti (bnd. Yoh.8:44). 
  3. Kita memerlukan keberanian dan iman untuk memberantas takhyul itu dengan Nama Tuhan Yesus Kristus. Sebab pada prinsipnya, Firman Tuhan melarang kita mempercayai takhyul-takhyul itu (1 Tim.4:7; 6:20).

2.       Meramal Nasib
Ada beberapa cara yang dipakai untuk meramal nasib seseorang:

2.1.             Astorologi
Astorologi adalah penafsiran nasib hidup manusia dan hari depan manusia berdasarkan petunjuk letak bintang-bintang di langit di saat orang dilahirkan. Yang termasuk astrologi adalah horoskop (berasal dari kata Yunani hora yang berarti jam, saat, dan skopos yang berarti melihat). Jadi horoskop adalah diagram tata surya yang menunjukkan hubungan matahari, bulan, bintang, planet-planet dengan kelahiran manusia. Menurut pengikut horoskop hubungan ini akan mempengaruhi kepribadian, sifat atau kegemaran seseorang. Dengan kata lain hidup manusia telah ditentukan oleh alam semesta secara misteri. Maka timbullah istilah-istilah seperti Aries (Hamal), Taurus (Lembu Jantan), Gemini (Si Kembang), Cancer (Kepiting) dan lain-lain, masih-masing mempunyai daya gaib tersendiri.
Bagaimana sikap orang Kristen terhadap astrologi dan horoskop? Pada dasarnya kita harus menentang praktek-praktek seperti itu sebab Tuhan sendiri menentang praktek astrologi dan horoskop (Yesaya 47:12-15).

2.2.             Penggunaan Telapak Tangan
Ramalan dengan berdasarkan melihat telapak tangan seseorang sering juga disebut dengan Chiromancy atau palmistry. Peribahasa orang Romawi kuno mengatakan: “Singa dikenal dari cakarnya.” Peribahasa ini kemudian menjadi peribahasa Peramal Telapak Tangan, “Orang dapat dikenal dari telapan tangannya.”

2.3.             Penentuan hari yang baik dan buruk.
Ramalan yang dipakai untuk mengetahui hari atau saat yang baik dan buruk disebut chronomancy. Misalnya untuk mengetahui hari yang baik untuk menikah, pindah rumah, memulai usaha yang baru, mengubur orang mati, menanam benih, menuai dan lain-lain. Bagi orang Kristen, hari yang ada penyertaan Tuhan adalah hari baik. Biarpun suatu hari yang dianggap baik oleh kitab-kitab primbon atau ramalan, tetapi di dalamnya tidak ada penyertaan Tuhan maka hari itu menjadi sial. Akhirnya Firman Tuhan mengatakan, “Siapa berpegang pada suatu hari tertentu, hendaklah ia melakukannya untuk Tuhan.” (Roma 14:6a).

2.4.             Penentuan tempat yang baik dan tidak baik
Ilmu tenung atau ramal untuk menentukan tempat yang baik dan tempat yang tidak baik disebut Geomancy. Geomancy ini terdapat di Indonesia rata-rata di semua suku. Misalnya:
§  Rumah-rumah di pantai selatan pulau Jawa, menghadap ke selatan, berhadapan dengan laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyai Loro Kidul.
§  Orang Toraja, waktu mendirikan rumah sangat hati-hati supaya tidak salah kiblatnya. Arah rumah harus dari utara ke selatan. Karena menurut orang Toraja, dewa-dewa yang melindungi rumah ada di sebalah utara, tempat roh-roh yang merusak adalah di sebalah selatan.
§  Dalam kebudayaan Tionghoa ada yang disebut dengan Hong Sui, yaitu petunjuk untuk mengetahui posisi rumah yang pas ketika dibangun sehingga akan berdampak kepada baik-buruknya sebuah rumah bagi suatu keluarga
Menaruh percaya kepada rumusan Geomancy merupakan kepercayaan yang sia-sia dan melanggar Firman Tuhan. Kalau kita sebagai anak-anak Tuhan, meyakini bahwa bumi ini dan segala isinya adalah milik Tuhan (Mzm.24:1), maka bersamaan dengan itu kita mengaminkan, di mana pun rumah itu dibangun dan menghadap manapun arah rumah itu, di sana pula kita mendiami tanah milik Tuhan. Segala berkat dan keselamatan sebenarnya bukan bergantung kepada Geomancy, tetapi tergantung pada Tuhan yang memiliki segala sesuatu (bnd.Mazmur 127:1-2).

2.5.             Pergi ke dukun
Pergi ke dukun atau berdukun adalah sikap yang ditentang oleh Tuhan. Sebab dukun terikat dengan kuasa-kuasa kegelapan. Di belakang dukun ada roh-roh yang membantunya dan itu adalah pekerjaan si Iblis. Meramal nasib, dan mencari tahu masa depan dengan bertanya kepada dukun atau tukang ramal adalah hal yang ditentang oleh Tuhan (Imamat 19:31; 20:6). Maka itu Tuhan mengingatkan anak-anakNya supaya waspada terhadap orang yang memberikan ramalan-ramalan mengenai nasib hidup manusia (Kel.7:11; Ul.18:10; Yes.2:6; Yeremia 27:9). Sebab hal-hal yang rahasia hanyalah untuk Tuhan saja (Ulangan 29:29). Kemuliaan Tuhan adalah merahasiakan sesuatu dalam hidup manusia (Amsal 25:2).

3.Magic atau sihir
Perkataan “Magic” (magis)  berasal dari kata Persia kuno “magu” (dalam bahasa Inggris “magic”). Magic adalah ilmu yang bersangkut paut dengan perbuatan ajaib dan misterius yang dilakukan oleh dukun atau orang yang memiliki kesaktian. Dalam bahasa Indonesia, magic atau ilmu sihir sering disebut guna-guna, ilmu gaib, jampi-jampi.
Bila ditinjau dari tujuan seseorang mempraktekkan “magic”, maka ada dua macam “magic” yaitu (1) Black Magic (Magis Hitam, ilmu hitam), yaitu sihir yang digunakan untuk merugikan dan mencelakakan orang lain. Misalnya: membuat seseorang menjadi gila, mati mendadak, menyakiti orang lain dan sebagainya. (2) White Magic (Magis Putih, ilmu putih), yaitu sihir yang digunakan untuk kebahagiaan dan perlindungan diri dan untuk menolong orang yang kena magi hitam. Dalam magi putih ini ada benda-benda yang disebut amulet (bahasa Latin), artinya “pertahanan”. Amulet adalah jimat atau benda keramat yang digunakan untuk menentang kuasa magi hitam atau kuasa setan. Dalam praktek sihirnya, dukun selalu menggunakan “mantra” yaitu sebuah kata suci atau kata-kata suci atau kata mistik yang dilambangkan dengan suara.
Dari sudut Alkitab, perbuatan magic atau sihir  dan pemakaian jimat-jimat merupakan kebencian bagi Tuhan (Yeremia 27:9; 3:9; Yesaya 2:6; Ulangan 18:10-11). Walaupun praktek white magic itu menjaga diri, mencari kebahagiaan, perlindungan dan bukan untuk mencelakakan, namun itu semua merupakan permaian setan, tipuan setan yang merugikan mereka yang terlibat di dalamnya. Contoh yang jelas adalah: apa yang dilakukan oleh tukang sihir white magic di Mesir: Keluaran 7:20-22; Keluaran 8:5-7; Keluaran 7:10-12.
Pengikatan diri dengan kuasa magi putih adalah sama dengan melibatkan diri dengan kuasa kegelapan. Jikalau hati kita bersih di hadapan Tuhan dan kita telah menjadi milik Tuhan, maka tidak ada sihir yang mempan atas diri kita (Bilangan 23:23), karena kuasa Allah yang tinggal dalam diri kita jauh lebih besar dari kuasa dunia ini (I Yoh.4:4). Dan ingatlah pula bahwa kuasa sihir itu tak akan mampu menyelamatkan kita dari murka Allah (Yes.47:11-12).

4.Spiritisme
Spiritisme adalah suatu kegiatan kontak dengan roh orang mati, melalui mediumik (perantara). Mediumik mengadakan kontak dengan orang-orang yang sudah mati supaya mendapat pengertian tentang hal-hal yang misteri atau situasi di balik kubur. Tujuan orang mempraktekkan spiritisme adalah untuk meminta petunjuk, nasihat, kekuatan, keberanian dalam keadaan darurat, bimbingan dalam mengambil keputusan. Dalam praktek spiritisme primitif, orang yang berkepentingan mencari sendiri hubungan dengan arwah orang mati itu, misalnya di pohon-pohon tertentu, gua-gua, gunung atau tempat keramat. Di tempat-tempat manusia dapat kontak dengan orang mati, orang-orang yang berkepentingan biasanya mempersembahkan sajian, bersemedi, kadang-kadang minta bantuan pada orang lain yang mempunyai kemampuan untuk memanggil arwah. Spriritisme seperti ini  memang dipraktekkan oleh agama-gama primitif. Tetapi pada zaman sekarang inipun praktek-praktek yang demikian masih terjadi.
Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap spiritisme? Orang-orang percaya harus menentang kepercayaan kepada roh-roh atau arwah-arwah sebab hal itu adalah pekerjaan Iblis semata. Kita harus sungguh-sungguh memperhatikan peringatan Firman Tuhan ini: “Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.” (Im.19:31). Kemudian dalam Ulangan 18:10-14 disebutkan:  “Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu. Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kau duduki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.” Juga dalam Yesaya 8:19-20 disebutkan : “Dan apabila orang berkata kepada kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.” Dari ayat-ayat ini dapat dikatakan bahwa TUHAN sangat menentang dan benci kepada orang-orang yang percaya dan menggantungkan hidupnya kepada roh-roh nenek moyang, atau percaya kepada dukun-dukun dan peramal. Sikap yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN.

Penutup
Dalam menyikapi isu-isu Okultisme (termasuk Begu Ganjang) pada masa kini, Gereja harus proaktip untuk membina dan memberikan pencerahan kepada anggota jemaat tentang pengaruh kuasa-kuasa kegelapan dalam kehidupan anggota Jemaat. Kita harus jeli melihat bahwa takhyul, kepercayaan terhadap roh-roh orang mati, kepercayaan kepada magic dan anggota jemaat yang pergi ke dukun masih marak di lingkungan gereja. Dari survey-survey yang dilakukan Tim Occult UEM Sumatera Utara akhir-akhir ini disimpulkan bahwa  tingkat keterikatan anggota jemaat pada kuasa-kuasa kegelapan (okultisme) persentasinya sangat besar. Ini menjadi suatu tantangan besar bagi Gereja sebab pengaruh okultisme membuat jemaat tidak bergairah untuk beribadah, malas ke gereja, tidak ada minat membaca Alkitab, berdoa dan sebagainya.  Salah satu penghambat pertumbuhan iman di tengah-tengah jemaat adalah karena pengaruh okultisme. Oleh karena itulah gereja sangat penting melakukan pembinaan-pembinaan terhadap anggota jemaat untuk diperlengkapi dan dipersenjatai bagaimana menghadapi okultisme ini. Juga para pelayan-pelayan Gereja perlu mendalami okultisme dan kuasa kemenangan Kristus  sehingga diperlengkapi untuk melayani warga jemaat yang masih terlibat dengan okultisme. Orang-orang percaya harus yakin bahwa kuasa Kristus adalah lebih tinggi dari kuasa-kuasa dunia ini termasuk okultisme. Kuasa kebangkitan Kristus  telah mengalahkan kuasa-kuasa dunia ini, sehingga dengan iman kepada Kristus orang percaya mampu mengalahkan kuasa-kuasa dunia termasuk kuasa Iblis (Lih. 1 Petrus 5:8-9; Markus 16:17; Yakobus 4:7; 1 Yohanes 4:4).

BACAAN:
1.       Soekahar  H, 2002. Satanisme Dalam Pelayanan Pastoral. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
2.       Scheunemann, Rainer. 2010. Bebas Dari Kuasa Kegelapan. Papua: SAM GKPI T. Papua.
3.       Alsobrook, D. 1999. Mengenali Siasat Iblis. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.
4.     Chia, David. --. Mengintip Cara Hidup Dan Kerja Para Roh. Jakarta Barat: Tim Pelayanan Injil dan Doa  
         Syafaat “Bukit Sion”.
5.     Dr. Kurt Koch . “Demonology: Past and Present” (1976”


Baca Artikel lainnya di sini.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar